Tuesday 7 July 2015

Undang-undang Pernikahan Sesama Jenis, Hmmm?

          Perkembangan dunia memang dikatakan semakin maju mulai dari teknologi, ilmu pengetahuan, pola fikir dan lain sebagainya.  Namun dengan semakin maju perkembangan itu mempengaruhi salah satu sudut pandang manusia terhadap hubungan antar manusia.  Indonesia sudah mulai diperdebatkan tentang pembentukan undang-undang pernikahan sesama jenis.  Salah satu alasannya adalah berkaitan hak asasi manusia dan dinilai dari sudut pandang sosiologi (walaupun hanya sebagian sosiolog yang membelanya), pernikahan sejenis, hmmmm?

          Manusia sejatinya diciptakan oleh Alloh SWT adalah berpasang-pasangan tujuannya adalah menciptakan keseimbangan dan harmoni di dunia ini.  Begitu pula ketika diciptakan ada laki-laki maka diciptakan pula perempuan.  Hal ini tidak hanya berlaku dari penciptaan saja namun berlaku pula kepada hubungan atau interaksi yang terjadi.  Sehingga kehidupan tetap berjalan harmoni pula.  Tulisan ini coba sedikit mengutip pernyataan-pernyataan sebuah acara debat di salah satu stasiun televisi yang ditayangkan hari senin tanggal 6 Juli 2015 sore hari.  Ada pernyataan seorang tokoh artis pria mengatakan tentang harus berfikir maju kedepan bahwa pernikahan sesama jenis merupakan peradaban baru juga termasuk bisa mempunyai anak dengan cara meminjam rahim, beliau juga mengatakan kita orang berfikir bebas jadi harus dihilangkan kekangan-kekangan yang bersifat norma atau hukum. Astaghfirrullah al aziim.


          Sebuah pernyataan yang spontan namun saya yakin pasti didasari dengan keyakinan yang sangat kuat karena memang tokoh artis ini mempunyai karakter yang demikian.  Namun disini hanya sedikit mengulas tentang pernyataan tersebut.  Ingat!!! Bahwa manusia hidup dimuka bumi ini selayaknya berlaku sesuai dengan ketentuan Alloh SWT yaitu Al Quran.  Ketika tokoh artis tersebut mengatakan berfikiran maju ada 2 jawabannya yang pertama adalah Al Quran itu benar dan bisa dijadikan panduan oleh umat manusia, kenapa? Ketika mengatakan berfikiran maju justru secara perlakuan peradaban kita flash back ke jaman nabi Luth AS bahwa hubungan sesama jenis lebih disukai.  Yang kedua ketika menyebutkan berfikiran maju kedepan maka Al Quran memberikan jawaban lebih maju kedepan lagi yaitu ketika benar-benar terjadi tunggu azab dari Alloh SWT.

          Kedua adalah berkaitan orang yang berfikir bebas jadi harus dihilangkan kekangan-kekangan yang bersifat norma atau hukum.  Jawaban ini cukup sederhana hari ini beliau bisa hidup dengan bebas dan dengan berfikiran bebas juga bisa berinteraksi dengan bebas kepada siapapun karena ada norma atau hukum. 

          Jadi kita berharap untuk lebih mencerna kembali setiap ucapan kita karena kita bisa hidup ketika kita ketemu dengan orang lain.  Dan Alloh SWT sudah mengatur bagaimana cara kita berinteraksi dengan manusia lain dengan berpasangan dan sangat-sangat seimbang.

No comments:

Post a Comment