Sampah, Kapan bisa dikelola?

             Terima kasih perlu kita ucapkan kepada pejuang-pejuang kebersihan.  Mereka tidak merasa jijik ketika sebagian orang jangankan bersentuhan dengan sampah lewat saja di dekat bak sampah juga sering  menutup hidung.  Namun kita harus menyadari bahwa kehadiran mereka selayaknya bukan untuk membersihkan sampah tapi sudah ke tahap mengelola.

           Ruang lingkup yang sederhana dimana perputaran sampah cukup tinggi yaitu di area pasar.  Setiap hari satu pasar bisa menghasilkan dua bahkan tiga bak sampah.  Ini fenomena yang cukup rumit.  Dengan rutinitas yang cukup tinggi ini para petugas kebersihan sudah lelah dengan hanya membersihkan sampah.

            Dari hal tersebut sudah selayaknya kita bersinergi dan rubah stigma petugas kebersihan bukan hanya bertugas membersihkan saja tapi sudah mengarah ke mengelola sampah, apa artinya?

          Untuk mengangkat derajat petugas kebersihan menjadi pengelola kebersihan, kita ambil contoh sederhana di pasar tadi.  Pertama dari hal sinergi perlu kerjasama dari seluruh pelaku pasar dan atau yang membuang sampah di pasar untuk sudah memisahkan sampah-sampah  mereka.  Sayur-sayuran dibuang dan dikumpulkan dengan sampah sayuran lagi,  begitu pula dengan sampah-sampah yang lain.  Kita ambil contoh salah satu saja di pasar banyak sekali sampah sayur-sayuran, ketika sudah dikumpulkan para petugas kebesihan hanya perlu mengangkut ke tempat pengolahan sampah sayuran menjadi pakan ternak.  Begitu juga kalau sampah-sampah yang lain seperti plastic, kertas dan lain-lain sebagian besar bisa di daur ulang.  Bagi sampah yang sudah benar-benar tidak bisa dimanfaatkan baru dibuang.  Nah dengan metode seperti ini maka petugas kebersihan akan menjadi pengelola sampah.  Di sisi lain dari produk-produk daur ulang ini juga akan menambah penghasilan.

   Negara bersih, kawasan tempat pembuangan sampah akhir juga tidak terlalu cepat penuh, menambah penghasilan bagi PD kebersihan.  Jadi tergantung dari kita semua.