Thursday 6 November 2014

Don't Cry For Me, Ciggarette



       Kita menyadari bahwa rokok bukanlah barang mewah tapi rokok bagi sebagian orang menjadikan lifestyle.  Tidak bisa dipungkiri dari 252 juta lebih penduduk Indonesia 26 persen atau 66 juta jiwa adalah perokok aktif (mendapat predikat jumlah perokok terbesar di dunia). Dari 66 juta jiwa tersebut muncul juga angka 97 juta perokok pasif dan 43 juta anak-anak terancam kesehatan karena asap rokok.
 
 Dengan jumlah perokok yang cukup fantastis ini menjadikan keuntungan yang sangat menggiurkan bagi negara.  Sektor rokok salah satu  penyumbang pendapatan Negara berupa cukai sebesar Rp 77 Triliun (2011).  Belum lagi ada sekitar 6,1 Juta Jiwa yang bekerja di industri rokok.  Namun dengan diterapkannya setiap warga negara wajib mengikuti BPJS kesehatan.  Dari data biaya yang harus ditanggung karena penyakit yang timbul dari rokok sekitar Rp 107 Triliun dengan rincian perawatan medis rawat inap dan kehilangan produktifitas akibat kematian prematur dan mobilitas serta disabilitas.
Ternyata,,,, pemerintah akan mengalami kerugian yaitu sebesar minus Rp 30 Triliun per tahun.  Secara financial maka pemerintah akan rugi.  Belum lagi setiap tahun diperkirakan kenaikan 20 persen untuk yang sakit akibat rokok.

              Kedua sektor tenaga kerja, manusia indonesia itu adalah manusia-manusia yang terbaik.  Kita semua adalah warga yang sangat-sangat taat kepada pemerintah.  Hanya bagaimana pemerintah dengan cermat mengarahkan setiap warganya.  Satu sektor yang belum disentuh maksimal adalah bio etanol/bio diesel.  Menurut data produksi bio kita baru sekitar 10 persen saja padahal jika lahan tembakau yang seluas 215.000 Ha dialihfungsikan menjadi lahan tanaman sawit atau tanaman jarak untuk mendongkrak produksi bio kita, bahkan biji tembakau sendiri bisa dijadikan bio diesel (walaupun tingkat produktifitas rendah dari 1 Ha lahan hanya menghasilkan kurang lebih 600 kg biji tembakau).  Jadi Tenaga kerja pabrik rokok bisa dialihkan ke sektor energi bio ini.

              Bagi negara ada keuntungan tersendiri dengan adanya industri rokok tapi ternyata dengan tidak adanya industri rokok negara lebih untung lagi baik dari financial ataupun dari sektor tenaga kerja dan yang terpenting Negara sudah memperpanjang usia bagi warganya.  Jadi tetap berlangsung atau tidaknya industri rokok ini tergantung dari negara Indonesia.


Sehatkan Negaraku Ya Alloh

No comments:

Post a Comment