Friday, 16 January 2015

Konsekuensi Keputusan Hati, Benarkah?


          Dalam sebuah kehidupan kita selalu dihadapkan pada sebuah keputusan-keputusan.  Keputusan tersebut apakah bersifat keputusan positif atau sebaliknya.  Pengambilan keputusan tersebut bisa berawal dari lahiriyah tapi bisa juga bersifat batiniah, artinya pengambilan keputusan lahiriyah lebih bersifat keputusan yang merupakan hasil pemikiran atau perenungan atau ada jeda yang cukup lama untuk memutuskan satu hal.  Sedangkan pengambilan keputusan batiniah biasanya bersifat langsung dapat berupa seperti feeling yang melibatkan hati dalam pengambilan keputusannya dan bersifat cepat.  Ketika keputusan ini terjadi maka apapun hasilnya harus siap menanggung konsekuensinya.  Dari keputusan hati konsekuensi untuk seluruh anggota tubuh, benarkah?


          Keputusan adalah sebuah hasil dari pemilihan dua atau lebih pilihan.  Ketika kita memutuskan satu pilihan maka seluruh tenaga, pikiran dan unsur-unsur didalam tubuh kita akan terfokus kepada pilihan itu.  Namun proses pilihan antara yang positif dan negatif ( kata orang beda tipis antara kebaikan dan kejahatan) itu berlangsung sangat cepat dan keputusan itu ditentukan oleh hati.

          Dalam penciptaan manusia, Alloh memberikan kemampuan ( atau yang diaktifkan terlebih dahulu) dari seorang manusia adalah telinga, sebagaimana urutan di Al Qur'an surat  As Sajdah Ayat 9.  Dengan telinga ini manusia diharapkan mendengar ayat-ayat Alloh SWT, dan memang secara penelitian pun bayi yang didalam kandungan sudah mulai menerima informasi melalui pendengarannya.  Selanjutnya ketika usia balita Alloh SWT mengaktifkan mata yang seharusnya diperlihatkan oleh pendidik (terutama orang tua) berupa melihat tanda-tanda kekuasaan Alloh SWT.  Kenapa anak-anak bisa full dalam menerima ilmu apapun, karena Alloh SWT baru mengaktifkan dua organ tersebut.  Baru setelah memasuki masa anak-anak Alloh SWT mulai mengaktifkan hati yang digunakan untuk memahami ayat-ayat Alloh SWT.

         Namun sebaliknya ketika manusia harus mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan termasuk jika manusia ingkar kepada Alloh SWT, maka hal yang pertama harus dipertanggungjawabkan adalah hati, kenapa tidak dipergunakan untuk memahami ayat-ayat Alloh SWT.  Baru kemudian diminta pertanggungjawaban dari sisi penglihatan dan pendengaran, sebagaimana di dalam Al Qur'an Al A'raaf Ayat 179.

          Dengan tipisnya perbedaan antara hal positif dan negatif tadi (sebagai contoh penggunaan internet saat ini, jika kita ingin mengetahui hal negatif dan positif proses yang dilakukan adalah sama dengan hanya mengklik link yang akan dituju) maka penentuan (dengan durasi yang sangat singkat) apakah kita ingin mengetahui salah satunya, hanya hati yang menentukan.

          Jadi ketika hati mengambil keputusan positif maka siap menerima konsekuensinya begitupula ketika sebaliknya harus siap menerima pula.      

No comments:

Post a Comment