Saturday 10 October 2015

Nobel Perdamaian 2015 Hadir dari Revolusi Arab Spring, WOW?

          OSLO - Nobel Perdamaian 2015 sudah dinobatkan pada tanggal 9 Oktober 2015.  Penghargaan yang sudah diberikan sejak 1901 itu diberikan kepada suatu kelompok yang sebenarnya kurang dikenal dibandingkan kandidat lain seperti Paus Fransiskus, Kanselir Jerman Angela Merkel dan whistleblower Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) Edward Snowden.  Seperti apa sepak terjang kelompok tersebut yang akhirnya memenangkan Nobel Perdamaian?


          Kelompok yang dinobatkan ini adalah Kelompok Kuartet Dialog Nasional Tunisia.  Kelompok ini terdiri dari empat organsasi masyarakat sipil yaitu: Liga Hak Asasi Manusia Tunisia (LTDH), Perserikatan Buruh Umum Tunisia (UGTT), Konfederasi Industri Perdagangan dan Kerajinan Tangan Tunisia (UITCA) serta Orde Pengacara Tunisia.  Bagi Komite Nobel Norwegia yang melakukan seleksi menilai kelompok ini berperan aktif menjadi mediator bagi kelompok-kelompok yang berkepentingan di pemerintahan dan pengawas pemerintahan, mereka sering mengadakan dialog-dialog nasional.

         Peranan mereka bisa mempercepat proses transisi seperti pembentukan pemerintahan Tunisia dan Undang-undangnya.  Proses ini mereka lakukan sebagai usaha membangun pemerintahan baru pasca Revolusi Melati (Jasmine Revolution) pada tahun 2011.

         Usaha yang mereka lakukan membuahkan hasil dimana masa transisi tersebut dilakukan relatif damai dan kondisi keamanan cukup stabil.  Masa Transisi Tunisia berbeda dengan kondisi negara Arab lainnya seperti Yaman, Mesir, Libya dan Suriah sebagai efek Arab Spring dimana proses transisi terjadi revolusi dan pergolakan masalah keamanan.

          Kita bisa mengambil pelajaran bahwa setiap proses revolusi tidak selalu disertai dengan pertumpahan darah atau pergolakan politik yang dahsyat terutama bagi kelompok-kelompok yang berkepentingan di dalam pemerintahan.  Semua permasalahan ada solusinya yang terpenting adalah mediasi antar sesama kelompok.  Jadi revolusi dalam sebuah negara sah saja asalkan dilakukan dengan cara damai dan santun, terbukti Tunisia bisa!!!

No comments:

Post a Comment