Bicara financial maka kita mengidentikkan dengan uang. Namun secara harfiah financial diartikan sebagai mempelajari bagaimana individu, bisnis dan organsisasi meningkatkan, mengalokasi dan menggunakan sumber daya moneter sejalan dengan waktu dan juga menghitung risiko dalam menjalankan proyek mereka (sumber: Wikipedia). Gimana pengelolaan financial untuk individu atau keluarga?
Dari definisi diatas ada dua hal yang bisa kita rencanakan. Perencanaan ini mencoba lebih kepada financial individu atau keluarga, karena jika berkaitan bisnis atau organisasi kedua faktor financial tersebut akan berbeda. Pertama adalah meningkatkan, mengalokasi dan menggunakan sumber daya moneter sejalan dengan waktu. Bagi individu atau keluarga diharapkan bisa menghitung sumber pendapatannya. Bagi pekerja atau karyawan berarti dari gaji perbulan. Sejalan dengan waktu ada beberapa cara meningkatkan penghasilan, yaitu dengan bekerja lebih baik sehingga performansi meningkat dan diharapkan posisi serta gaji meningkat. Jika tidak dengan cara tersebut maka kita bisa mencoba dengan usaha atau double job. Namun kedua cara itu tidak meningkat secara signifikan jika kita juga tidak berhitung atau mengelola masalah pengeluarannya.
Kedua mengenai menghitung risiko dalam menjalankan proyek mereka. Jika dikaitkan dengan individu atau keluarga menghitung resiko disini bermakna adalah bagaimana menjaga individu atau kalau dalam keluarga biasanya kepala keluarga adalah suami atau ayah dari anak-anak. Sedangkan proyek adalah penghasilan yang diperoleh perbulan. Artinya dalam sebuah individu atau keluarga bisa mengetahui risiko-risiko yang akan terjadi bagi seorang kepala keluarga, untuk menghindari beban risiko tersebut dilimpahkan kepada ahli waris dalam hal ini istri dan anak-anak.
Contoh sederhana menghitung risiko disini misalkan individu atau keluarga rata-rata memiliki hutang ke pihak di luar lingkungan keluarga itu sendiri seperti mobil atau kendaraan, rumah serta barang-barang lainnya, bisa juga dalam bentuk uang biasanya untuk modal usaha. Jika hutang itu berkaitan dengan lembaga resmi keuangan seperti bank dan lembaga pembiayaan, untuk risiko meninggal dunia biasanya sudah termasuk dalam perjanjian dimana jika terjadi risiko itu maka dianggap lunas. Namun yang jadi persoalan adalah jika risiko berbentuk sakit kritis, maka pihak bank atau lembaga keuangan tetap melakukan proses penagihan. Untuk itu kitapun harus melakukan proses perlindungan terhadap risiko ini, jika tidak akankah kita membiarkan istri dan anak kita menanggung dua risiko sekaligus berupa biaya pengobatan dan hutang?
Jadi sempurnakanlah takaran financial kita berupa peningkatan moneter seiring waktu dan menghitung risiko. Gunakanlah timbangan secara bijak karena itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.
Bijak Dalam Takaran Financial
No comments:
Post a Comment