Tuesday, 2 December 2014

Tips Mengurangi Dampak Inflasi, Sehat 2F

     Setelah kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) tanggal 18 November 2014, Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan tingkat inflasi di bulan November 2014 terjadi sebesar 1.5 persen angka ini terbesarnya dipengaruhi karena kenaikan BBM tadi.  Dan selama tahun 2014 atau dari Januari sd November sebesar 5.75 persen.  Gimana cara kita mensiasati kenaikan inflasi ini?


     Ada dua hal yang bisa kita lakukan pertama menambah sumber penghasilan lain atau jika masih belum memungkinkan kita bisa mengurangi tingkat belanja yang lain.  Dalam hal menambah penghasilan lain ini harus disiasati oleh kita karena secara teknis kita sudah melakukan proses bekerja selama 8 atau 9 jam sehari dan 5 hari dalam seminggu.  Untuk menambah penghasilan biasanya berawal dari sebuah hobi.  Jika kita belum bisa memikirkan langkah terbaik apa dalam menambah penghasilan maka satu-satunya jalan adalah dengan mengurangi pengeluaran.  Kita menyadari dengan tingkat Upah Minimum Kota (UMK) untuk contoh Kotamadya Bandung Rp 2.000.000,- terasa belum cukup dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

     Dalam menghitung tingkat pengeluaran jika kita merujuk kepada perencanaan financial tetap harus ada dana darurat, biasanya dihitung 10 persen dari penghasilan kita, maka sekitar Rp 200.000 kita simpan.  Sehingga untuk kebutuhan sehari-hari (baik yang pokok atau pengeluaran tambahan) kita tetap harus safe di angka Rp 1.800.000.  Dari angka tersebut kita bisa memenuhi kebutuhan pokok minimal sebuah keluarga sekitar Rp 1.500.000.  Jadi kalau terjadi kenaikan 5.75 persen maka pemenuhan kebutuhan pokok naik Rp 86.250 sehingga menjadi Rp 1.586.250.  Mau tidak mau kita harus mengurangi pengeluaran dari sisi lain.

     Ada tips sederhana dalam mengurangi dampak inflasi ini.  Ada satu pengeluaran yang mungkin bisa jadi bahan pertimbangan bagi sebuah keluarga.  Yaitu mengurangi pembelanjaan rokok atau lebih baik lagi dengan menghilangkan belanja dari segi rokok.  Kita coba berhitung jika dalam satu hari kita minimal merokok 3 batang maka dalam 30 hari atau 1 bulan sekitar 90 batang atau 5 bungkus 10 batang.  Jika harga 1 bungkus rokok Rp 16.000 maka pengeluaran dalam satu bulan sebesar Rp 90.000.  Artinya kita harus mengurangi 5 bungkus 6 batang dalam sebulan, atau sebaiknya kita bisa hilangkan pengeluaran dari segi rokok.

     Dengan mengurangi pengeluaran dari sektor rokok ini kita telah "menyehatkan" financial dari dampak inflasi atau mengalihkan satu pengeluaran rutin ke pengeluaran lain berupa pemenuhan kebutuhan pokok.  Yang kedua kita juga menyehatkan fisik kita dan keluarga yang notabene sebagai perokok pasif.  Jadi perencanaan keuangan ini tergantung dari kita yang menjalankan.

Selamat hidup sehat, secara Fisik dan Financial / 2F!!!

No comments:

Post a Comment